Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NABI IBRAHIM AS (1997-1822 SM)

Nabi Ibrahim AS dilahirkan disebuah negeri yang dibingkai oleh unsur-unsur kemusyrikan. Bahkan Azar yang dalam bahasa al qur’an disebut dengan abihi  adalah salah seorang produser berhala ternama. Penduduk negeri ini- lembah Rafidi- yang menyembah matahari, bintang dan bulan. Sin (Dewa Bulan) yang disimbulkan dengan manusia berjenggot panjang dan memegang bulan di tanganya adalah dewa yang sangat terkenal. Dalam rentang waktu 600 tahun mereka membangun ziggurat sebagi kuil sebagi pusat penyembahan terhadap para dewa. Kemusyrikan begitu mendarah daging dan seuatu yang tak dapat dipisahkan darijiwa mereka  

Di tengah pergumulan kesesatan kaumnya ia berusaha mencari eksistensi keberadaan tuhan dengan mengamati benda benda yang ada di alam semesta. Ia mencermati bintang, bulan dan matahari yang disembah oleh kaumnya serta memutuskan bahwa itu semua adalah tuhan. Akan tetapi manakala benda-benda tersebut timbul tenggelam dan hilang dari peredaran maka ia punya sebuah keyakinan bahwa itu semua bukan tuhan karena tidak mungkin tenggelam bisa hilang. Allah SWT memberi petunjuk kepadanya sehingga ia mempunyai keyakinan yang haq tentang siapa tuhan yang sebenarnya.

Kebencian terhadap berhala yang disembah oleh kaumya diekspresikan secara terang-terangan. Ia sering berdebat dengan Azar karena ayahnya tersebut memiliki rasa fanatisme keagamaan dan kejumudan berpikir terhadap nilai-nilai ketuhanan. Puncak kebencianya terhadap berhala dilampiaskan dengan menghancurka berhala sembahan kaumnya di saat mereka lengah. Hanya satu patung yang disisakan sebagai alibi untuk mengalahkan hujjah kaumnya. Kaumnya murka dan mengadukan Nabi Ibrahim As kepada raja Namrud bin Kan’an bin Kush bin Sam bin Nabi Nuh As. Ketika ia ditanya siapa yang menghancurka berhala-hala mereka, ia malah menjawab silahkan tanyakan kepada berhala besar yang tersisa dan terkalung kapak di dilehernya. Namrud dan kaumnya bertambah murka, maka ia hukum dengan dilemparkan kedalam api. Tapi di saat kayu bakar dan tali pengikat tubuhnya habis ia tetap sehat seperti biasa. Tidak sehelaipun bulu ditubuhnya tersentuh api.

Nabi Ibrahim As pindah dari negeri Kaldea menuju kota Hurran, kota kuno yang sekarang terletak 44 mil dari Saniaurfa salah satu propinsi di tenggara negar Turki. Hijrah yang dilakukan ini bertujuan supaya bisa menjalankan misinya dengan baik. Dari kota ini ia mengembara bersama istri siti Sarah dan keponakanya Nabi Luth As menuju Baitul Maqdis melalui kota Halab (Alleppo). Akan tetapi karena kondisi Bulan Sabit Subur mengalami bencana kelaparan maka Nabi Ibrahim As bermigrasi ke Mesir. Di Mesir Ia disambut dengan siasah raja untuk mencelakai keluarganya. Akan tetapi karena keistimewaan yang mereka miliki raja menyuruh anaknya Siti Hajar untuk mengabdi kepada Keluarga Nabi Ibrahim As. Setelah kondisi keadaan Nabi Ibrahim As beserta keluarganya menetap di Baitul Maqdis.

Sepeninggalan Nabi Ibrahim As kaumnya (bangsa khaldea) diazab dengan “badai” nyamuk yang jumlanya mampu menutup cahaya matahari. Sebuah serangan yang tidak bisa dihadapi oleh kekuatan manusia manapun. Nyamuk tidak hanya menghisab darah mereka, lebih dari itu mereka dikeroyok bak burung nazar memakai bangkai. Namrud sendiri mengalami akhir kehidupan yang begitu tragis. Seekor nyamuk masuk ke dalam rongga kepalanya. Ia mati karena terus memukul-mukul nyamuk yang ada dalam tubuhnya.  

Sampai usia lanjut Nabi Ibrahim As tidak dikaruniai anak, Siti Sarah menyarankan agar ia menikahi Siti Hajar dengan harapan ia akan memperoleh keturunan dari pernikahan kedua. Lewat pernikahan ini Nabi Ibrahim As memperoleh seorang keturunan yang bernama Ismail yang kelak menjadi salah seorang nabi untuk bangsa Arab. Belum sempat mendekap Ismai yang masih bayi dengan puas Allah SWT memerintahkan supaya Siti Hajar dan bayinya diasingkan ke tanah Makkah. Penulis tidak mau menonjolkan faktor kecemburuan yang muncul di hati Siti Sarah sebagai dasar pengasingan ini. Karena kalau ini yang menjadi landasan, maka Nabi Ibrahim As akan cenderung mengembalikan Siti Hajar ke Mesir ketimbang “membuang” ke Tanah Haram

Nabi Ibrahim As termasuk nabi yang Ulul Azmi (banyak mendapat ujian). Sebagian ujian telah penulis sebut secara tersirat dan tersurat di atas. Selain itu Ia juga diperintahkan untuk menyembelih Ismail sebagi cikal bakal lahirnya ibadah kurban. Meninggikan landasan Ka’bah dibantu anakanya Ismail serta menjaga kesuciannya dari segala bentuk kemusyrikan dan pemujaan terhadap berhala. Nabi Ibrahim mendapat anugerah yang banyak dari Allah SWT; di antaranya keturunan yang shalih, kenabian, bimbingan keagamaan dan nama baik sepanjang masa.

  

Post a Comment for "NABI IBRAHIM AS (1997-1822 SM)"